Sabtu, 12 Desember 2009

Cholesterol


Kenapa tetap gemuk, padahal hanya makan sedikit?


Mengapa kita makan sedikit tapi gemuk juga? Tentu saja karena kebutuhan tubuh yang berbeda sehingga berbeda juga cara tubuh dalam memenuhi kebutuhan. Kebutuhan tubuh pada dasarnya dipengaruhi tinggi dan berat badan, usia, jenis kelamin, tahapan hidup, aktivitas, stress dan penyakit.
Diet sehat
Diet sering diartikan puasa atau makan sedikit padahal sesungguhnya itu bukanlah maksud dari diet.Arti diet adalah kombinasi makanan dan minuman di dalam hidangan yang dikonsumsi sehari-hari. Anjuran yang sesuai dengn kebutuhan tubuh adalah diet seimbang berdasarkan PIRAMIDA makanan. PIRAMIDA makanan adalah letak makanan / zat gizi pada piramida menunjukkan jumlah/porsi yang dianjurkan.
- Urutan pertama makanan adalah lemak dan minyak. Porsi makanan ini harus lebih sedikit dibandingkan porsi makanan yang lainya.
- Urutan kedua dari piramida makanan yaitu protein hewani, nabati, susu dan produknya. Makanan ini porsinya lebih banyak dibanding makanan pada urutan pertama.
- Urutan ketiga dari piramida makanan yaitu sayur mayur dan buah, urutan makanan ini dikonsumsi lebih banyak dari urutan makan kedua karena tubuh kita membutuhkan vitamin.
- Urutan keempat dari piramida makanan yaitu karbohidrat, makanan ini dibutuhkan paling banyak diantara makanan-makanan lainnya karena makanan ini sangat diperlukan oleh tubuh sebagai energi.
Berapa banyak?
Jenis aktivitas di bagi menjadi 5 yaitu :
ringan sekali: istirahat, tidur, berbaring.
ringan: aktivitas duduk dan berdiri, melukis, menyetir mobil, bekerja di laboratorium, mengetik, menjahit, menyetrika baju,memasak, bermain kartu, bermain musik, berdagang.
sedang: Berjalan pada jalan rata, bekerja dibengkel, dll
berat: berjalan cepat dan bekerja di kebun.
sangat berat: berjalan menanjak dan menebang pohon dll.
Jadwal makan:
- 3 kali makan besar (makanan pokok lauk, sayur dan buah)
- 2 - 3 kali makanan selingan (makanan kecil)

Perlukah sarapan??

PERLU!!!


Sarapan memberikan keuntungan :
- Tubuh mendapatkan asupan zat gizi yang diperlukan.
- Membuat tubuh lebih sehat dan kuat
- Kosentrasi lebih sehingga kerja jadi lebih

Diabetes mellitus

Diabetes mellitus (DM) (dari kata Yunani διαβαίνειν, diabaínein, "tembus" atau "pancuran air", dan kata Latin mellitus, "rasa manis") yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan hiperglisemia (peningkatan kadar gula darah) yang terus-menerus dan bervariasi, terutama setelah makan. Sumber lain menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron.
Semua jenis diabetes mellitus memiliki gejala yang mirip dan komplikasi pada tingkat lanjut. Hiperglisemia sendiri dapat menyebabkan dehidrasi dan ketoasidosis. Komplikasi jangka lama termasuk penyakit kardiovaskular (risiko ganda), kegagalan kronis ginjal (penyebab utama dialisis), kerusakan retina yang dapat menyebabkan kebutaan, serta kerusakan saraf yang dapat menyebabkan impotensi dan gangren dengan risiko amputasi. Komplikasi yang lebih serius lebih umum bila kontrol kadar gula darah buruk.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.
Penyebab
Pembentukan diabetes yang utama adalah karena kurangnya produksi insulin (diabetes melitus jenis 1, yang pertama dikenal), atau kurang sensitifnya jaringan tubuh terhadap insulin (diabetes melitus jenis 2, bentuk yang lebih umum). Selain itu, terdapat jenis diabetes melitus yang juga disebabkan oleh resistansi insulin yang terjadi pada wanita hamil. Jenis 1 membutuhkan penyuntikan insulin, sedangkan jenis 2 diatasi dengan pengobatan oral dan hanya membutuhkan insulin apabila obatnya tidak efektif. Diabetes melitus pada kehamilan umumnya sembuh dengan sendirinya setelah persalinan.
Pemahaman dan partisipasi pasien sangat penting karena tingkat glukosa darah berubah terus, karena kesuksesan menjaga gula darah dalam batasan normal dapat mencegah terjadinya komplikasi diabetes. Faktor lainnya yang dapat mengurangi komplikasi adalah: berhenti merokok, mengoptimalkan kadar kolesterol, menjaga berat tubuh yang stabil, mengontrol tekanan darah tinggi, dan melakukan olah raga teratur.



Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui tiga bentuk diabetes mellitus, yaitu tipe 1, tipe 2, dan diabetes gestasional (terjadi selama kehamilan).



REFERENSI: Wikipedia Indonesia

Hypertension

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah satu faktor risiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis.
Klasifikasi


Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Dalam pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit ginjal, penelitian telah menunjukkan bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg harus dianggap sebagai faktor risiko dan sebaiknya diberikan perawatan.
Pengaturan tekanan darah
Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
• Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya
• Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi "vasokonstriksi", yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
• Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.
Sebaliknya, jika:
• Aktivitas memompa jantung berkurang
• Arteri mengalami pelebaran
• Banyak cairan keluar dari sirkulasi
Maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil.

Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di dalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis).
Perubahan fungsi ginjal
Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara:
• Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan darah ke normal.
• Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke normal.
• Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensi, yang selanjutnya akan memicu pelepasan hormon aldosteron.
Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah; karena itu berbagai penyakit dan kelainan pda ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi.
Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi.
Peradangan dan cedera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan darah.
Sistem saraf otonom
Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom, yang untuk sementara waktu akan:
• meningkatkan tekanan darah selama respon fight-or-flight (reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar)
• meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung; juga mempersempit sebagian besar arteriola, tetapi memperlebar arteriola di daerah tertentu (misalnya otot rangka, yang memerlukan pasokan darah yang lebih banyak)
• mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal, sehingga akan meningkatkan volume darah dalam tubuh
• melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin), yang merangsang jantung dan pembuluh darah.
Gejala
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
• sakit kepala
• kelelahan
• mual
• muntah
• sesak nafas
• gelisah
• pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.

Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.

Penyebab hipertensi

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :
1. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).
2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari adanya penyakit lain.
Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).
Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin).
Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.

Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:

1. Penyakit Ginjal
o Stenosis arteri renalis
o Pielonefritis
o Glomerulonefritis
o Tumor-tumor ginjal
o Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
o Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
o Terapi penyinaran yang mengenai ginjal

2. Kelainan Hormonal
o Hiperaldosteronisme
o Sindroma Cushing
o Feokromositoma

3. Obat-obatan
o Pil KB
o Kortikosteroid
o Siklosporin
o Eritropoietin
o Kokain
o Penyalahgunaan alkohol
o Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)

4. Penyebab Lainnya
o Koartasio aorta
o Preeklamsi pada kehamilan
o Porfiria intermiten akut
o Keracunan timbal akut.

Obat tradisional yang dapat digunakan
• murbei
• daun cincau hijau
• seladri (tidak boleh lebih 1-10 gr per hari, karena dapat menyebabkan penurunan tekanan darah secara drastis)
• bawang putih (tidak boleh lebih dari 3-5 siung sehari)
• daun misai kucing
• minuman serai. teh serai yang kering atau serai basah(fresh) diminum 3 kali sehari. Dalam seminggu dapat nampak penurunan tekanan darah tinggi

REFERENSI: Wikipedia Indonesia

In Vitro Fertilisation

Bayi tabung atau pembuahan in vitro (bahasa Inggris: in vitro fertilization) adalah sebuah teknik pembuahan dimana sel telur (ovum) dibuahi di luar tubuh wanita. Bayi tabung adalah salah satu metode untuk mengatasi masalah kesuburan ketika metode lainnya tidak berhasil. Prosesnya terdiri dari mengendalikan proses ovulasi secara hormonal, pemindaian sel telur dari ovarium dan pembuahan oleh sel sperma dalam sebuah medium cair.
Teknologi ini dirintis oleh P.C Steptoe dan R.G.Edwards pada tahun 1977.

Langkah-langkah bayi tabung (IVF= in vitro fertilization)

Secara umum proses bayi tabung terdiri dari 8 tahap:
1. Pemeriksaan USG, hormon, saluran telur dan sperma
2. Penyuntikan obat penekan hormon
3. Penyuntikan obat untuk membesarkan sel telur
4. Pengambilan sel telur
5. Pembuahan
6. Pengembangan embrio
7. Penanaman embrio
8. Menunggu hasil
Waktu yang diperlukan dalam menjalani bayi tabung 4 hingga 6 minggu lebih detail prosesnya sebagai berikut:



Embrio yang ditanamkan dalam proses bayi tabung adalah 2 - 3 embrio stadium 6-8 sel akan ditanam ke dalam rahim.

Tingkat keberhasilan bayi tabung dan kendalanya

Tingkat keberhasilan bayi tabung di dunia berkisar 40 - 50 %, sedangkan di Indonesia sudah mencapai 48 %. Dimana faktor yang mempengaruhi keberhasilan bayi tabung sangat dipengaruhi oleh usia calon ibu, cadangan sel telur dan faktor penyebab ketidaksuburan.
Dengan teknologi yang ada kini kalaupun dalam proses bayi tabung pertama gagal masih dapat diulang dengan biaya yang lebih sedikit. Karena pasutri dapat menyimpan embrionya yang baik dengan cara simpan beku embrio.

Tidak didapatkan perbedaan dalam hal kecacatan, pertumbuhan dan perkembangan antara bayi yang dilahirkan dengan teknologi bayi tabung dan dengan pembuahan alami. Kalaupun secara teknologi sebenarnya embrio yang akan dimasukkan bisa diperiksa genetiknya apakah ada kecacatan atau tidak, tetapi berazaskan agama tidak bisa di lakukan di Indonesia.

Komplikasi yang mungkin terjadi pada proses bayi tabung adalah :
1. Hiperstimulasi ovarium
2. Kehamilan ganda
3. Hamil di luar kandungan
4. Infeksi atau perdarahan saat pengambilan sel telur
Jadi semua berpulang kepada anda untu memutuskan apakah perlu untuk menjalankan bayi tabung.


Beberapa fakta yang berhubungan dengan pelaksanaan program bayi tabung :

Louise Brown, bayi tabung pertama di dunia yang genap 31 tahun



Louise Brown adalah bayi tabung pertama di dunia yg lahir pada 27 Juli 1978 di Oldham and Dis trict General Hospital melalui bedah caesar dengan berat 2,61 kilogram. Orangtuanya, Lesley dan John Brown, sudah berikhtiar selama sembilan tahun untuk memiliki keturunan, tapi selalu gagal karena ada penyumbatan pada tuba falopi Lesley.

Harapan bagi pasangan itu kemudian mulai muncul ketika mereka mendengar suatu riset yang dikembangkan ilmuwan di Cambridge University, yakni ahli fisiologis Robert Edwards dan ginekolog Patrick Steptoe.

Lesley dan John kemudian sepakat menjalani terapi kesuburan. Para ahli lalu menciptakan embrio di laboratorium yang merupakan hasil pembuahan sel telur dan sperma pasangan tersebut. Embrio itu kemudian ditanamkan dalam rahim Lesley Brown dan berkembang secara normal hingga lahirlah Louise. Bahkan Louise juga mempunyai saudara perempuan bernama Natalie yang lahir melalui proses bayi tabung dan merupakan bayi tabung ke-40.


Inul takut anaknya tanya bayi tabung

Penyanyi dangdut Inul merupakan salah satu contoh orang Indonesia yang berhasil menjalankan bayi program bayi tabungnya. Setelah 13 tahun menantikan adanya karunia dari Tuhan untuk mempunyai seorang anak. Inul melahirkan pada Selasa, 19 Mei 2009, sekitar pukul 21.29 wib, melalui program bayi tabung dan dengan proses Caesar di RS. Medistra, Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Ia dikaruniai seorang bayi laki-laki, yang ia beri nama Yusuf Ivander Damares baik, pemberani, ganteng dan saleh yang dapat menjadi pelita hidup,.


REFERENSI :
- Wikipedia Indonesia
- http://www.kompas.com/read/xml/2008/01/18/17280281/ingin.bayi.tabung.tak.perlu.jauh.ke.singapura.
- mediacstore.com; media informasi obat-penyakit
- http://entertaiment.kompas.com/read/xml/2009/05/21/e213141/Inul.Takut.Anaknya.Tanya.Bayi.Tabung.

Euthanasia

Eutanasia (Bahasa Yunani: ευθανασία -ευ, eu yang artinya "baik", dan θάνατος, thanatos yang berarti kematian) adalah praktek pencabutan kehidupan manusia atau hewan melalui cara yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit atau menimbulkan rasa sakit yang minimal, biasanya dilakukan dengan cara memberikan suntikan yang mematikan.

Asal-usul Kata Eutanasia
Kata eutanasia berasal dari bahasa Yunani yaitu "eu" (= baik) and "thanatos" (maut, kematian) yang apabila digabungkan berarti "kematian yang baik". Hippokrates pertama kali menggunakan istilah "eutanasia" ini pada "sumpah Hippokrates" yang ditulis pada masa 400-300 SM.
Sumpah tersebut berbunyi: "Saya tidak akan menyarankan dan atau memberikan obat yang mematikan kepada siapapun meskipun telah dimintakan untuk itu".
Dalam sejarah hukum Inggris yaitu common law sejak tahun 1300 hingga saat "bunuh diri" ataupun "membantu pelaksanaan bunuh diri" tidak diperbolehkan.


Terminologi

1. Eutanasia ditinjau dari sudut cara pelaksanaannya
Ditinjau dari sudut maknanya maka eutanasia dapat digolongkan menjadi tiga yaitu eutanasia pasif, eutanasia agresif dan eutanasia non agresif.
A . Eutanasia agresif : atau suatu tindakan eutanasia aktif yaitu suatu tindakan secara sengaja yang dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan lain untuk mempersingkat atau mengakhiri hidup si pasien. Misalnya dengan memberikan obat-obatan yang mematikan seperti misalnya pemberian tablet sianida atau menyuntikkan zat-zat yang mematikan ke dalam tubuh pasien.

B. Eutanasia non agresif : atau kadang juga disebut autoeuthanasia (eutanasia otomatis)yang termasuk kategori eutanasia negatif yaitu dimana seorang pasien menolak secara tegas dan dengan sadar untuk menerima perawatan medis dan sipasien mengetahui bahwa penolakannya tersebut akan memperpendek atau mengakhiri hidupnya. Dengan penolakan tersebut ia membuat sebuah "codicil" (pernyataan tertulis tangan). Auto-eutanasia pada dasarnya adalah suatu praktek eutanasia pasif atas permintaan.
C. Eutanasia pasif : juga bisa dikategorikan sebagai tindakan eutanasia negatif yang tidak menggunakan alat-alat atau langkah-langkah aktif untuk mengakhiri kehidupan si sakit. Tindakan pada eutanasia pasif ini adalah dengan secara sengaja tidak (lagi) memberikan bantuan medis yang dapat memperpanjang hidup pasien. Misalnya tidak memberikan bantuan oksigen bagi pasien yang mengalami kesulitan dalam pernapasan atau tidak memberikan antibiotika kepada penderita pneumonia berat ataupun meniadakan tindakan operasi yang seharusnya dilakukan guna memperpanjang hidup pasien, ataupun dengan cara pemberian obat penghilang rasa sakit seperti morfin walaupun disadari bahwa pemberian morfin ini juga dapat berakibat ganda yaitu mengakibatkan kematian. Eutanasia pasif ini seringkali secara terselubung dilakukan oleh kebanyakan rumah sakit.
Penyalahgunaan eutanasia pasif bisa dilakukan oleh tenaga medis, maupun pihak keluarga yang menghendaki kematian seseorang atau keputusasaan keluarga karena ketidak sanggupan menanggung beban biaya pengobatan. Ini biasanya terjadi pada keluarga pasien yang tidak mungkin untuk membayar biaya pengobatannya, dan pihak rumah sakit akan meminta untuk dibuat "pernyataan pulang paksa". Bila meninggal pun pasien diharapkan mati secara alamiah. Ini sebagai upaya defensif medis.
2. Eutanasia ditinjau dari sudut pemberian izin
Ditinjau dari sudut pemberian izin maka eutanasia dapat digolongkan menjadi tiga yaitu :
A. Eutanasia diluar kemauan pasien: yaitu suatu tindakan eutanasia yang bertentangan dengan keinginan si pasien untuk tetap hidup. Tindakan eutanasia semacam ini dapat disamakan dengan pembunuhan.
B. Eutanasia secara tidak sukarela: Eutanasia semacam ini adalah yang seringkali menjadi bahan perdebatan dan dianggap sebagai suatu tindakan yang keliru oleh siapapun juga.Hal ini terjadi apabila seseorang yang tidak berkompeten atau tidak berhak untuk mengambil suatu keputusan misalnya statusnya hanyalah seorang wali dari si pasien (seperti pada kasus Terri Schiavo). Kasus ini menjadi sangat kontroversial sebab beberapa orang wali mengaku memiliki hak untuk mengambil keputusan bagi si pasien.
C. Eutanasia secara sukarela : dilakukan atas persetujuan si pasien sendiri, namun hal ini juga masih merupakan hal kontroversial.
3. Eutanasia ditinjau dari sudut tujuan
Beberapa tujuan pokok dari dilakukannya eutanasia antara lain yaitu :
A. Pembunuhan berdasarkan belas kasihan (mercy killing)
B. Eutanasia hewan
C. Eutanasia berdasarkan bantuan dokter, ini adalah bentuk lain daripada eutanasia agresif secara sukarela


Eutanasia menurut hukum di Indonesia

Berdasarkan hukum di Indonesia maka eutanasia adalah sesuatu perbuatan yang melawan hukum, hal ini dapat dilihat pada peraturan perundang-undangan yang ada yaitu pada Pasal 344 Kitab Undang-undang Hukum Pidana yang menyatakan bahwa "Barang siapa menghilangkan nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri, yang disebutkannya dengan nyata dan sungguh-sungguh, dihukum penjara selama-lamanya 12 tahun". Juga demikian halnya nampak pada pengaturan pasal-pasal 338, 340, 345, dan 359 KUHP yang juga dapat dikatakan memenuhi unsur-unsur delik dalam perbuatan eutanasia. Dengan demikian, secara formal hukum yang berlaku di negara kita memang tidak mengizinkan tindakan eutanasia oleh siapa pun.
Ketua umum pengurus besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Farid Anfasal Moeloek dalam suatu pernyataannya yang dimuat oleh majalah Tempo Selasa 5 Oktober 2004 [12] menyatakan bahwa : Eutanasia atau "pembunuhan tanpa penderitaan" hingga saat ini belum dapat diterima dalam nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat Indonesia. "Euthanasia hingga saat ini tidak sesuai dengan etika yang dianut oleh bangsa dan melanggar hukum positif yang masih berlaku yakni KUHP.

REFERENSI: Wikipedia Indonesia

Abortion

Pengertian Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan adalah terminasi (penghentian) kehamilan yang disengaja (abortus provocatus). Yakni, kehamilan yang diprovokasi dengan berbagai macam cara sehingga terjadi pengguguran.
Abortus Provocatus meliputi:
Abortus Provocatus medicalis, yakni penghentian kehamilan (terminasi) yang disengaja karena alas an medic. Praktek ini dapat dipertimbangkan, dapat dipertanggungjawabkan, dan dibenarkan oleh hukum.
Abortus Provocatus criminalis, yakni penghentian kehamilan (terminasi) atau pengguguran yang melanggar kode etik, hukum agama, dan melanggar undang-undang (kriminal).
Aborsi diperbolehkan atas dasar pertimbangan medik, misalnya bila kehamilan itu diteruskan dapat membahayakan keselamatan (nyawa) ibu yang bersangkutan. Selain itu, aborsi diperbolehkan jika ibu ini mengidap penyakit, misalnya memiliki gangguan jiwa atau jantung. Apalagi ibu ini sedang meminum obat-obatan yang dapat mengakibatkan gangguan perkembangan janin dan kandungan. Pengguguran berlatar medic pun ada ketentuannya. Boleh dilakukan terminasi kehamilan (aborsi), dengan catatan janin yang dikandungnya belum berumur 12 minggu (3 bulan) karena secara medis sejak usia ini baru dapat didengar bunyi jantung. Bentuknya sudah lengkap hanya ukurannya masih sangat kecil.




Kondisi Aborsi di Dunia menyebutkan bahwa:
1. Sebanyak 19 juta perempuan di seluruh dunia melakukan aborsi tidak aman setiap tahunnya. 18,5 juta terjadi di Negara berkembang. Negara-negara Afrika sebanyak 4,2 juta, di Negara-negara Asia sebanyak 10,5 juta, di Negara Amerika latin dan Karibia sebanyak 3.8 juta.
2. Sebanyak 68.000 perempuan di Negara berkembang meninggal akibat komplikasi aborsi tidak aman setiap tahun. Di Negara-negara sebanyak 30.000, di Negara-negara Asia sebanyak 34.000, di Negara Amerika Latin dan Karibia sebanyak 4000.
3. Di Afrika 59% dari seluruh kasus aborsi tidak aman dilakukan oleh perempuan berusia 15-24 tahun.



Resiko Bagi Perempuan yang Melakukan Aborsi
1. Kematian perempuan karena aborsi jauh lebih besar dari kematian ibu karena melahirkan (bersalin) secara normal.
2. Perempuan yang melakukan aborsi berlatar belakang kriminal biasanya banyak pertimbangan. Antara lain karena hamil akibat hubungan yang tidak sah, lalu pacar atau keluarganya mendesaknya untuk menggugurkan kandungan, karena malu menanggung aib. Padahal perempuan yang bersangkutan sama sekali tidak menghendakinya. Akibatnya dirinya menjadi serba salah dan pasrah.
3. Perempuan yang melakukan aborsi akan mengalami gangguan kejiwaan seperti stres pasca trauma aborsi.




Sumber: Aborsi Dimensi Psikoreligi oleh Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Psikiater.

REFERENSI: Wikipedia Indonesia

Jumat, 11 Desember 2009

Florence Nightingale - Lady with The Lamp

Profil

Florence Nightingale lahir di Florence, Italia pada 12 Mei 1820. Florence lahir di kota Firenze dalam bahasa Italia atau Florence dalam bahasa Inggris. Beliau adalah seorang anak bangsawan Inggris yang kaya, beradab dan bercita-cita tinggi yang bernama William Edward Nightingale. Pada masa itu, wanita ningrat, kaya, dan berpendidikan memiliki aktivitas yang cenderung hanya ke arah bersenang-senang dan malas. Florence lebih banyak keluar rumah dan membantu warga sekitar yang membutuhkan. Ia adalah pelopor perawat modern, penulis, dan ahli statistik. Ia dikenal dengan nama Bidadari Berlampu atas jasanya yang tanpa kenal takut mengumpulkan korban perang pada perang Krimea. Florence Nightingale menghidupkan kembali konsep penjagaan kebersihan rumah sakit dan kiat-kiat juru rawat. Ia memberikan penekanan pada pemerhatian teliti terhadap keperluan pasien dan penyusunan laporan mendetail menggunakan statistik sebagai argumentasi perubahan ke arah yang lebih baik pada bidang keperawatan di hadapan pemerintahan Inggris. Suatu kali, setelah pertempuran dahsyat terjadi, Florence nekat datang ke bekas medan pertempuran untuk mengumpulkan korban yang masih bisa diselamatkan. Ia khawatir bila menunggu hingga esok hari, korban-korban tersebut mati kehabisan darah. Florence yang berbekal lentera, membalik dan memeriksa tubuh-tubuh yang bergelimpangan, membawa siapa saja yang masih hidup dan masih bisa diselamatkan. Semenjak saat itu, setiap terjadi pertempuran, pada malam harinya, Florence berkeliling dengan lampu untuk mencari prajurit-prajurit yang masih hidup. Dari situlah ia dikenal sebagai bidadari berlampu yang menolong di gelap gulita.





REFERENSI: Wikipedia Indonesia
VIDEO: www.youtube.com